Tampilkan postingan dengan label dakwah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label dakwah. Tampilkan semua postingan

Kamis, 20 Januari 2011

Semangat Baru "Liqo" Kita


oleh Dzulqarnaen Deputi Tadrib DPW PKS Jawa Barat

Muharram Tahun Baru ini, semoga memberikan energi segar bagi kita. Bukan hanya fisik, tapi ma'nawi kita juga bertambah kekuatannya. Oleh karena itu bagi aktifis dakwah seharusnya Muharram merupakan momentum untuk meningkatkan produktifitas amal, meningkatkan kontribusi da'awi, dan meloncatkan prestasi kita bagi jama'ah dakwah ini.

Ikhwah fillah, bagi kader dakwah, LIQO (Pertemuan) seakan-akan menjadi pekerjaan utama dalam kehidupan kita. Dalam seminggu, entah berapa kali ikhwan mengadakan liqo. Ada halaqoh, liqo usroh, liqo DPRa, liqo DPC, liqo DPD, liqo bidang-bidang, dan liqo-liqo lainnya. Seorang anak ikhwan ketika ditanya oleh tetangganya tentang kerjaan umminya, dengan polos anak tersebut mengatakan, "Ummi kerjanya liqo...".

Liqo kita semuanya membicarakan hal-hal penting, oleh karena itu kita harus membuat setiap liqo menjadi segar, nyaman dan kondusif agar mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas kader, memelihara dan merawat kader, serta mampu menghasilkan produk-produk dakwah yang berkualitas. Sesungguhnya kecepatan, kedalaman, dan ketajaman gerak manuver dakwah kita sangat bergantung dari produktivitas liqo-liqo kita. Langsung maupun tidak langsung, masyarakat sangat menanti produk ataupun output dari setiap liqo kita.

Begitulah seharusnya jama'ah kita, menjadi penopang bagi tegaknya izzah ummat. Kita tidak bisa berharap banyak dari orang lain, dari organisasi lain, termasuk oleh pejabat dan pemerintah untuk menyelamatkan ummat ini.

Posisi mulia dan strategis dari setiap liqo yang kita lakukan selama ini, seharusnya membuat motivasi yang tinggi bagi kita. Namun seperti apakah potret liqo kita selama ini? Pada beberapa kesempatan, ikhwan di beberapa daerah menilai liqo-liqo selama ini masih belum sesuai harapan.

"Liqo tidak mampu menjadi solusi terhadap qodhoya a'dho"

"Liqo tidak mampu memberikan taujih, motivasi, atau hal-hal yang bermanfaat bagi a'dho"

"Liqo tidak mampu membangun ukhuwah antar a'dho, ukhuwah islamiyah hanya sekedar teori"

"Liqo tidak mampu menghasilkan produk apa-apa, hanya sekedar menjalani baromij standar, tanpa ghiroh"

"Liqo atau rapat-rapat sering molor, agenda tidak jelas, tidak efektif, dan lain sebagainya"

Ikhwah fillah, marilah kita sedikit menggeser dan memperbaiki paradigma kita tentang liqo. Kalaulah selama ini mungkin kita bertanya, "apasih yang saya dapat dari liqo?" Bagaimana kalau kita ganti dengan pertanyaan, "Apa yang bisa saya berikan untuk liqo?". Cobalah kita bayangkan jika setiap a'dho berangkat liqo dengan mempersiapkan diri sebaik-baiknya dan penuh semangat untuk memberikan yang terbaik bagi liqonya. Sesungguhnya sehat tidaknya sebuah liqo, bergantung dari kita sendiri. Kita lah yang membuat liqo itu sehat, dan kita pula lah yang membuat liqo itu sakit.

Rasanya kita juga perlu meluruskan lagi motivasi kita; bahwa kita hadir dalam liqo bukan karena naqib/murobbi dan mutaba'ah kehadiran, bukan karena ketua DPRa, DPC, atau ketua DPD yang mengundang kita; tapi kita hadir dalam setiap liqo karena Allah SWT, kita merasa bersalah dan berdosa jika tidak hadir atau terlambat hadir dalam liqo. Jika kita merasa "malas" untuk liqo, ingat-ingatlah firman Allah: Laa takhuunullaha warasulahu watakhuunu amaanatikum wa antum ta'lamun (QS Al-Anfal).

Ikhwah fillah, pandanglah usroh dan halaqoh kita sebagai sebuah taman, yang ingin kita buat menjadi indah, kita sirami, kita beri pupuk, jika ada gulma kita lah yang membersihkannya, sehingga usroh dan halaqoh kita menjadi taman yang indah, bunga-bunga berseri, dan menghasilkan buah yang dinikmati orang banyak.

Pandanglah setiap liqo dan rapat yang mengundang kita sebagai wadah yang disediakan Allah bagi kita untuk berkontribusi dalam amal, pandanglah liqo sebagai sesuai yang besar dan penting, sesederhana apapun liqo itu. Jangan kecewakan jamaah dan ummat karena kita malas dan tidak bersemangat hadir liqo. Bersyukurlah karena Allah dan jamaah telah memilih kita, disaat sekian banyak orang lain tidak berhak hadir dalam liqo tersebut.

Ikhwah fillah, pasca perubahan tahun ini, semoga liqo kita menjadi segar, semakin sehat, semakin bergairah, dan dengan kondisi begitulah liqo mampu mengeluarkan produk-produk dakwah yang bermanfaat, dan kita adalah a'dho yang menjadi penopang tegaknya liqo kita, Insya Allah.

Akhukum fillah, Dzulqarnaen Deputi Tadrib DPW PKS Jawa Barat

Selasa, 11 Januari 2011

Dakwah adalah Cinta

Teringat kembali aku akan nasehat Syaikhut Tarbiyah, Ust. Rahmat Abdullah, tentang

dakwah…

Memang seperti itu dakwah.

Dakwah adalah cinta.

Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu.

Sampai pikiranmu.

Sampai perhatianmu.

Berjalan, duduk, dan tidurmu.

Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yg kau cintai.

Lagi-lagi memang seperti itu. Dakwah. Menyedot saripati energimu. Sampai tulang belulangmu. Sampai daging terakhir yg menempel di tubuh rentamu. Tubuh yg luluh lantak diseret-seret. .. Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari.

Seperti itu pula kejadiannya pada rambut Rasulullah. Beliau memang akan tua juga. Tapi kepalanya beruban karena beban berat dari ayat yg diturunkan Allah.

Sebagaimana tubuh mulia Umar bin Abdul Aziz. Dia memimpin hanya sebentar. Tapi kaum muslimin sudah dibuat bingung. Tidak ada lagi orang miskin yg bisa diberi sedekah. Tubuh mulia itu terkoyak-koyak. Sulit membayangkan sekeras apa sang Khalifah bekerja. Tubuh yang segar bugar itu sampai rontok. Hanya dalam 2 tahun ia sakit parah kemudian meninggal. Toh memang itu yang diharapkannya; mati sebagai jiwa yang tenang.

Dan di etalase akhirat kelak, mungkin tubuh Umar bin Khathab juga terlihat tercabik-cabik. Kepalanya sampai botak. Umar yang perkasa pun akhirnya membawa tongkat ke mana-mana. Kurang heroik? Akhirnya diperjelas dengan salah satu luka paling legendaris sepanjang sejarah; luka ditikamnya seorang Khalifah yang sholih, yang sedang bermesra-mesraan dengan Tuhannya saat sholat.

Dakwah bukannya tidak melelahkan. Bukannya tidak membosankan. Dakwah bukannya tidak menyakitkan.

Bahkan juga para pejuang risalah bukannya sepi dari godaan kefuturan.

Tidak… Justru kelelahan. Justru rasa sakit itu selalu bersama mereka sepanjang hidupnya. Setiap hari. Satu kisah heroik, akan segera mereka sambung lagi dengan amalan yang jauh lebih “tragis”.

Justru karena rasa sakit itu selalu mereka rasakan, selalu menemani… justru karena rasa sakit itu selalu mengintai ke mana pun mereka pergi… akhirnya menjadi adaptasi. Kalau iman dan godaan rasa lelah selalu bertempur, pada akhirnya salah satunya harus mengalah. Dan rasa lelah itu sendiri yang akhirnya lelah untuk mencekik iman. Lalu terus berkobar dalam dada.

Begitu pula rasa sakit. Hingga luka tak kau rasa lagi sebagai luka. Hingga “hasrat untuk mengeluh” tidak lagi terlalu menggoda dibandingkan jihad yang begitu cantik.

Begitupun Umar. Saat Rasulullah wafat, ia histeris. Saat Abu Bakar wafat, ia tidak lagi mengamuk. Bukannya tidak cinta pada abu Bakar. Tapi saking seringnya “ditinggalkan” , hal itu sudah menjadi kewajaran. Dan menjadi semacam tonik bagi iman..

Karena itu kamu tahu. Pejuang yg heboh ria memamer-mamerkan amalnya adalah anak kemarin sore. Yg takjub pada rasa sakit dan pengorbanannya juga begitu. Karena mereka jarang disakiti di jalan Allah. Karena tidak setiap saat mereka memproduksi karya-karya besar. Maka sekalinya hal itu mereka kerjakan, sekalinya hal itu mereka rasakan, mereka merasa menjadi orang besar. Dan mereka justru jadi lelucon dan target doa para mujahid sejati, “ya Allah, berilah dia petunjuk… sungguh Engkau Maha Pengasih lagi maha Penyayang

“ Maka satu lagi seorang pejuang tubuhnya luluh lantak. Jasadnya dikoyak beban dakwah. Tapi iman di hatinya memancarkan cinta… Mengajak kita untuk terus berlari…

“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.

Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.

Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.

Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.

Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”

(alm. Ust Rahmat Abdullah)

Kalau iman dan syetan terus bertempur. Pada akhirnya salah satunya harus mengalah. : In memoriam Ust. Rahmat Abdullah La’allanaa fii barokatillah…. Ya Alloh, karuniakanlah kami panasnya iman yang mampu membakar ruh HAMASAH untuk terus bermujahadah dengan penuh kesabaran….aamiin

sumber: http://www.islamedia.web.id/2010/12/dakwah-adalah-cinta.html

Kamis, 13 Agustus 2009

Ajakan PKS Bagi Peserta Pemilu

VIVAnews – Sengketa hasil Pemilihan Presiden tuntas sudah. Mahkamah Konstitusi menolak permohonan pemilihan ulang. Dengan demikian, posisi pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono menuju Istana semakin kuat.

Itu sebabnya, pacaputusan itu, Partai Keadilan Sejahtera sebagai partai pendukung SBY-Boediono mengajak semua peserta Pemilu mengarahkan konsentrasi untuk persiapan pelantikan anggota legislator, pelantikan presiden dan wakil presiden, dan penyusunan kabinet.

Juru bicara PKS, Mabruri, menekankan bahwa kompetisi Pemilu telah selesai. Sekarang ini, kata dia, sudah masanya untuk saling bekerjasama dalam menyusun kekuatan membangun negara Indonesia.

Meningkatkan kemaslahatan masyarakat Indonesia, kata Mabruri, merupakan tujuan utama partai politik.

PKS dan partai mitra pendukung SBY-Boediono lainnya, kata Mabruri, akan konsisten pada tujuan itu.

Selanjutnya Mabruri mengatakan sebelum putusan MK keluar, PKS telah berkomitmen untuk menaati apapun keputusan mahkamah. Putusan itu sudah dianggap PKS sebagai produk hukum yang bersifat final.

Partai yang dipimpin Tifatul Sembiring ini juga mengapresiasi sikap peserta Pemilu yang sebelumnya memperkarakan hasil Pemilihan Presiden, tetapi setelah ditolak Mahkamah Konstitusi, mereka tetap bersedia menghormati.

Selain itu, PKS juga menginginkan agar kubu SBY-Boediono menerima putusan mahkamah dengan baik.

Pascaputusan MK, Komisi Pemilihan Umum segera melakukan rapat pleno untuk menentukan jadwal penetapan SBY-Boediono sebagai calon presiden dan wakil presiden terpilih. Pasangan yang diusung Partai Demokrat itu rencananya dilantik pada 20 Oktober 2009.

http://politik.vivanews.com/news/read/82514-ajakan_pks_bagi_peserta_pemilu