Dari Aisyah ra beliau berkata, “Seorang wanita
miskin datang kepadaku, dia membawa dua anak wanita, lalu aku memberinya tiga
korma. Lalu dia memberi kepada setiap anaknya sebutir kurma. Dan satu butir
kurma lagi hendaknya dimakannya. Namun ketika ia hendak memakan kurma itu, dua
anaknya meminta, maka kurma yang akan dimakannya itu dibelah dan diberikan
kepada mereka. Aku kagum terhadap apa yang diperbuatnya, kemudian aku menceritahaknnya
kepada Rasulullah SAW. Beliau bersabda, “Karena
perbuatan tersebut,Allah telah mewajibkan kepadanya untuk masuk surga, atau
Allah telah membebaskannya dari api neraka.” (HR. Muslim)
Terdapat beberapa hikmah yang dapat dipetik dari
hadits di atas, diantara hikmah-hikmahnya
adalah sebagai berikut :
1.
Bahwa cara
untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT sangat banyak dan terbentang luas
dihadapan kita. Kita hanya tinggal
berusaha, untuk senantiasa menebar kebaikan dimanapun kita berada, dan
terhadap siapapun juga. Karena buah dari
setiap perbuatan baik, adalah keridhaan Allah
SWT. Dan apabila Allah telah ridha kepada
seorang hamba, maka surga adalah balasannya. Oleh
karenanya, hendaknya kita selalu
berusaha untuk menebar kebaikan, dimanapun,
kapanpun dan terhadap siapapun, bahkan
termasuk terhadap orang yang tidak menyukai kita.
2. Kasih sayang merupakan fitrah insaniyah (fitrah bagi setiap insan), yang juga menjadi
intisari ajaran agama Islam, khususnya dalam aspek hablum minannas (hubungan antara sesama manusia). Setiap orang senang disayangi dan dicintai. Dan siapa
yang menyayangi banyak orang, maka ia pun akan disayangi oleh banyak orang pula.
Bahkan orang yang menyayangi orang lain, bukan hanya akan disayangi oleh sesama
manusia, namun juga akan disayangi oleh para malaikat dan tentunya Allah SWT.
Dalam sebuah riwayat disebutkan : Dari Abdullah bin Amru bin Ash ra, bahwa
Rasulullah SAW bersabda, “Orang-orang
yang berkasih sayang akan disayangi oleh Allah yang Maha Rahman. Maka
sayangilah orang-orang yang ada di bumi, niscaya akan menyangi kalian
orang-orang yang yang ada di langit. Kasih sayang merupakan dahan yang rindang
dari Allah yang Maha Rahman. Barang siapa yang menyambungnya, maka Allah akan menyambungkannya.
Dan barang siapa yang memutusnya, maka Allah akan memutuskannya.” (HR Turmudzi, beliau berkata 'Ini hadis Hasan
Shahih).
3. Sebaliknya, orang yang tidak mau menyayangi
orang lain, atau tidak berusaha untuk menyayangi orang lain, maka ia pun tidak
akan disayangi orang lain. Fenomena seperti
ini sesungguhnya senantiasa terlihat dalam setiap sisi kehidupan. Di masyarakat
contohnya, orang yang jarang bertegur sapa, enggan untuk bersosial dengan masyarakat,
berat untuk membantu orang lain, maka orang lainpun akan memperlakukannya sama
seperti dia memperlakukan masyarakatnya. Dalam riwayat lainnya disebutkan : Dari
Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW mencium Hasan bin Ali ra,
sementara di samping beliau ada Aqra' bin Habis At-Tamimy sedang duduk. Ia
berkata, Aku memliki 10 orang anak, dan tidak satupun yang aku cium. Kemudian
Rasulullah SAW memandangnya dan bersabda, “Barang
siapa yang tidak menyangi, maka ia tidak akan disayangi.” (HR. Bukhari & Muslim)
4. Dalam kisah yang lainnya, Rasulullah SAW
pernah menceritakan tentang seorangwanita yang masuk neraka lantaran mengurung
seekor kucing, hingga mati. Ia tidak membiarkannya lepas hingga kucing
tersebut bisa mencari makan sendiri. Namun ia juga tidak memberinya makan,
hingga kucing tersebut mati. Atas perbuatannya tersebut, ia masuk neraka
sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadits riwayat Imam Bukhari : Dari
Abdullah bin Amru ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, 'Seorang wanita diazab Allah karena seokor
kucing yang dikurungnya hingga mati kelaparan. Maka ia dimasukkan ke dalam
neraka. Allah Maha Mengetahui engkau (wanita tersebut) tidak memberinya makan
dan minum ketika engkau mengurungnya, dan engkau juga tidak melepaskannya
hingga ia bisa memakan serangga-serangga bumi.” (HR. Bukhari)
5. Bahwa seorang ibu memiliki kemuliaan
tersendiri dalam pandangan ajaran agama Islam. Oleh sebab itulah kita diminta untuk
memprioritaskan untuk berbuat baik kepada ibu, sebagaimana digambarkan dalam
sebuah riwayat ketika Rasulullah SAW ditanya mengenai siapakah orang yang
paling “diprioritaskan” untuk kita berbuat baik terhadapnya, beliau menjawab,
“Ibumu” : Dari Abu Hurairah ra, bahwa seseorang datang kepada Rasulullah SAW
lalu bertanya kepada beliau, 'Wahai
Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak untuk aku berbuat baik kepadanya?'
Beliau menjaawab, 'Ibumu'. Kemudian ia bertanya lagi, 'Lalu siapa wahai
Rasulullah? Beliau menjawab, “Ibumu”. Ia bertanya lagi, 'Kemudian siapa wahai
Rasulullah? Beliau mejawab, 'Ibumu'. Kemudian siapa lagi wahai Rasulullah?
Beliau menjawab, 'Ayahmu'. (Muttafaqun
Alaih)
6. Dalam kehidupan sehari hari, kita dianjurkan
mengamalkan nilai kasih sayang terhadap siapapun, tidak terkecuali juga dalam
muamalah. Terhadap orang yang berkhianat
sekalipun, Rasulullah SAW berpesan kepada kita untuk tidak membalas khianatnya
tersebut dengan perbuatan khianat tandingan. Namun hendaknya kita tetap
memperlakukannya secara baik.
Dari Abu Hurairah ra bahwasanya Rasulullah SAW
bersabda, 'Tunaikanlah amanah kepada
orang yang memberikan amanah kepadamu, namun jangalah pula engkau mengkhianati
orang yang mengkhianatimu” (HR. Turmudzi)
Wallahu A'lam Bis Shawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar