Selasa, 19 Juni 2012

Kasih Sayang Yang Berbuah Surga



Dari Aisyah ra beliau berkata, “Seorang wanita miskin datang kepadaku, dia membawa dua anak wanita, lalu aku memberinya tiga korma. Lalu dia memberi kepada setiap anaknya sebutir kurma. Dan satu butir kurma lagi hendaknya dimakannya. Namun ketika ia hendak memakan kurma itu, dua anaknya meminta, maka kurma yang akan dimakannya itu dibelah dan diberikan kepada mereka. Aku kagum terhadap apa yang diperbuatnya, kemudian aku menceritahaknnya kepada Rasulullah SAW. Beliau bersabda, “Karena perbuatan tersebut,Allah telah mewajibkan kepadanya untuk masuk surga, atau Allah telah membebaskannya dari api neraka.” (HR. Muslim)

Terdapat beberapa hikmah yang dapat dipetik dari hadits di atas, diantara hikmah-hikmahnya
adalah sebagai berikut :
1.   Bahwa cara untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT sangat banyak dan terbentang luas dihadapan kita. Kita hanya tinggal berusaha, untuk senantiasa menebar kebaikan dimanapun kita berada, dan terhadap siapapun juga. Karena buah dari setiap perbuatan baik, adalah keridhaan Allah SWT. Dan apabila Allah telah ridha kepada seorang hamba, maka surga adalah balasannya. Oleh karenanya, hendaknya kita selalu berusaha untuk menebar kebaikan, dimanapun, kapanpun dan terhadap siapapun, bahkan termasuk terhadap orang yang tidak menyukai kita.

2.   Kasih sayang merupakan fitrah insaniyah (fitrah bagi setiap insan), yang juga menjadi intisari ajaran agama Islam, khususnya dalam aspek hablum minannas (hubungan antara sesama manusia). Setiap orang senang disayangi dan dicintai. Dan siapa yang menyayangi banyak orang, maka ia pun akan disayangi oleh banyak orang pula. Bahkan orang yang menyayangi orang lain, bukan hanya akan disayangi oleh sesama manusia, namun juga akan disayangi oleh para malaikat dan tentunya Allah SWT. Dalam sebuah riwayat disebutkan : Dari Abdullah bin Amru bin Ash ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Orang-orang yang berkasih sayang akan disayangi oleh Allah yang Maha Rahman. Maka sayangilah orang-orang yang ada di bumi, niscaya akan menyangi kalian orang-orang yang yang ada di langit. Kasih sayang merupakan dahan yang rindang dari Allah yang Maha Rahman. Barang siapa yang menyambungnya, maka Allah akan menyambungkannya. Dan barang siapa yang memutusnya, maka Allah akan memutuskannya.” (HR Turmudzi, beliau berkata 'Ini hadis Hasan Shahih).

3.  Sebaliknya, orang yang tidak mau menyayangi orang lain, atau tidak berusaha untuk menyayangi orang lain, maka ia pun tidak akan disayangi orang lain. Fenomena seperti ini sesungguhnya senantiasa terlihat dalam setiap sisi kehidupan. Di masyarakat contohnya, orang yang jarang bertegur sapa, enggan untuk bersosial dengan masyarakat, berat untuk membantu orang lain, maka orang lainpun akan memperlakukannya sama seperti dia memperlakukan masyarakatnya. Dalam riwayat lainnya disebutkan : Dari Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW mencium Hasan bin Ali ra, sementara di samping beliau ada Aqra' bin Habis At-Tamimy sedang duduk. Ia berkata, Aku memliki 10 orang anak, dan tidak satupun yang aku cium. Kemudian Rasulullah SAW memandangnya dan bersabda, “Barang siapa yang tidak menyangi, maka ia tidak akan disayangi.” (HR. Bukhari & Muslim)

4.  Dalam kisah yang lainnya, Rasulullah SAW pernah menceritakan tentang seorangwanita yang masuk neraka lantaran mengurung seekor kucing, hingga mati. Ia tidak membiarkannya lepas hingga kucing tersebut bisa mencari makan sendiri. Namun ia juga tidak memberinya makan, hingga kucing tersebut mati. Atas perbuatannya tersebut, ia masuk neraka sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadits riwayat Imam Bukhari : Dari Abdullah bin Amru ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, 'Seorang wanita diazab Allah karena seokor kucing yang dikurungnya hingga mati kelaparan. Maka ia dimasukkan ke dalam neraka. Allah Maha Mengetahui engkau (wanita tersebut) tidak memberinya makan dan minum ketika engkau mengurungnya, dan engkau juga tidak melepaskannya hingga ia bisa memakan serangga-serangga bumi.” (HR. Bukhari)

5.  Bahwa seorang ibu memiliki kemuliaan tersendiri dalam pandangan ajaran agama Islam. Oleh sebab itulah kita diminta untuk memprioritaskan untuk berbuat baik kepada ibu, sebagaimana digambarkan dalam sebuah riwayat ketika Rasulullah SAW ditanya mengenai siapakah orang yang paling “diprioritaskan” untuk kita berbuat baik terhadapnya, beliau menjawab, “Ibumu” : Dari Abu Hurairah ra, bahwa seseorang datang kepada Rasulullah SAW lalu bertanya kepada beliau, 'Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak untuk aku berbuat baik kepadanya?' Beliau menjaawab, 'Ibumu'. Kemudian ia bertanya lagi, 'Lalu siapa wahai Rasulullah? Beliau menjawab, “Ibumu”. Ia bertanya lagi, 'Kemudian siapa wahai Rasulullah? Beliau mejawab, 'Ibumu'. Kemudian siapa lagi wahai Rasulullah? Beliau menjawab, 'Ayahmu'. (Muttafaqun Alaih)

6.  Dalam kehidupan sehari hari, kita dianjurkan mengamalkan nilai kasih sayang terhadap siapapun, tidak terkecuali juga dalam muamalah. Terhadap orang yang berkhianat sekalipun, Rasulullah SAW berpesan kepada kita untuk tidak membalas khianatnya tersebut dengan perbuatan khianat tandingan. Namun hendaknya kita tetap memperlakukannya secara baik.
Dari Abu Hurairah ra bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, 'Tunaikanlah amanah kepada orang yang memberikan amanah kepadamu, namun jangalah pula engkau mengkhianati orang yang mengkhianatimu” (HR. Turmudzi)
Wallahu A'lam Bis Shawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar